Banyak yang Nggak Tahu, Ini Program Unggulan Puan Maharani Saat Jadi Menko PMK

Miltu Takin
3 min readNov 29, 2021

--

sumber foto: viva.co.id

Ketika menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani berhasil menjalankan beberapa program unggulan. Apa saja? Mulai dari mengatasi krisis pangan sampai menjalankan program revolusi mental.

Ingin tahu lebih lanjut terkait program unggulan yang berhasil ia jalankan? Yuk simak penjelasannya berikut ini.

Mengatasi Krisis Pangan

Menurut data FAO, terdapat sekitar 723 juta jiwa yang menderita kelaparan kronis. 290 juta jiwa di antaranya berada di kawasan Asia-Pasifik.

Puan Maharani pernah mengatakan jika permasalahan pangan termasuk salah satu masalah yang sangat mengkhawatirkan bagi keberlanjutan hidup penduduk dunia. Setidaknya ada sebanyak 7,9 miliar manusia yang membutuhkan makan. Sedangkan pada 2050 mendatang justru diprediksi akan mengalami peningkatan sebanyak 18 persen.

Oleh karena itu, Indonesia bisa dibilang menjadi negara pertama yang memiliki inisiatif yang peduli akan permasalahan tersebut. Namun, perlu digarisbawahi, tanpa kerja sama yang baik, permasalahan krisis pangan tidak akan bisa diatasi dengan baik.

Indonesia sendiri, tepatnya di bawah kepemimpinan Puan Maharani saat menjabat sebagai Menko PMK sudah mengambil langkah awal dengan membangun dialog dengan berbagai pihak di kawasan Asia Pasifik, untuk meningkatkan dan membangun sebuah sistem berkelanjutan.

Ide segar yang diberikan Puan Maharani ini didasari kerja koordinatif dengan Kementerian dan Lembaga di bawah garis koordinasinya yakni instansi yang berkaitan dengan isu-isu pangan.

Selain itu, Puan Maharani melalui Forum Pangan Asia Pasifik bekerja sama dengan Eat Foundation untuk membangun sebuah inisiatif dan terobosan dalam mendorong perbaikan sistem pangan dunia.

Puan Maharani berharap dengan adanya pelaksanaan forum tersebut bisa menghasilkan pemahaman kolektif tentang dampak jangka panjang, yang mana dapat diraih jika semua pihak berkolaborasi dengan baik. Mulai dari kolaborasi antar negara hingga kolaborasi antar aktor pembangunan dari berbagai sektor di tingkat nasional dan daerah.

Tak hanya itu saja, Puan Maharani juga menaruh harapan besar usahanya ini bisa mendorong peningkatan realisasi investasi dan alih teknologi di bidang pangan dari negara-negara kawasan Asia Pasifik kepada Indonesia. Sehingga untuk kedepannya dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan kemajuan Indonesia melalui swasembada pangan dan ekonomi nasional.

Mendorong Revolusi Mental

Pada 6 Desember 2016, Presiden Joko Widodo melalui Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), memberikan tugas khusus yang dibebankan kepada Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, sebagaimana tertuang dalam butir kelima Inpres tersebut.

Tugas khusus Menko PMK tersebut yakni melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pelaksanaan Gerakan Nasional Revolusi Mental.

Puan Maharani lalu membentuk tim yang beranggotakan semua lapisan masyarakat dari lintasi profesi. Mulai dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan segenap masyarakat. Mereka kemudian diajak untuk ikut aktif dalam mengimplementasikan lima gerakan Revolusi Mental melalui wujud perubahan nyata dalam konteks Indonesia Melayani, Indonesia Bersih, Indonesia Tertib, Indonesia Mandiri, dan Indonesia Bersatu.

Puan menyadari jika gerakan revolusi mental harus menjadi gaya hidup yang terinternalisasi dalam diri.

Bagi Puan sendiri, revolusi mental merupakan bagian yang tak bisa terpisahkan dari pembangunan yang digadang-gadang Presiden untuk merubah pola, kebiasaan, mindset, dan perilaku setiap orang untuk bisa menjadi lebih baik lagi.

Revolusi mental sendiri dapat dilakukan dengan disiplin, jujur, membawa perubahan, tidak mudah mengeluh, tidak suka membuat rusuh, menjadi pengguna media dan pembaca yang bijak, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan implementasi tersebut, bangsa Indonesia diharapkan bisa memiliki mental yang lebih baik dalam mengawal proses pembangunan seutuhnya.

Terkait aplikasi revolusi mental, Puan Maharani pun mengawalinya dengan memulai dari diri sendiri dan Kementerian yang dipimpinnya. Sebut saja, seperti komitmennya yang selalu mengutamakan gotong royong dalam berbagai hal.

Selain itu, dia juga seringkali memilih untuk tampil sederhana dengan mempergunakan batik sebagai simbol kebudayaan Indonesia. Dia lebih sering memilih politik yang santun dan tidak mudah reaktif terhadap isu-isu yang ada.

Tak hanya itu saja, Puan juga memiliki komitmen yang tinggi terkait toleransi yang mana harus menjadi prinsip dan nilai dalam merajut kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai.

Menurut beberapa hasil survei, kinerja Puan Maharani di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan pun mendapatkan apresiasi yang tinggi. Salah satunya adalah gerakan revolusi mental. Hal ini bisa dibuktikan dengan tidak tergoda dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Berbicara konteks revolusi mental, Puan Maharani disebut berhasil meningkatkan 75 pelayanan publik, seperti kesehatan, lingkungan, administrasi, pendidikan, sosial, perempuan dan anak, industri, dan lain-lain.

Puan juga menggerakan program Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di 48 perguruan tinggi dengan tema revolusi mental. Termasuk di dalamnya pelaksanaan Jambore Nasional Revolusi Mental.

--

--

Miltu Takin

Men are like steel. When they lose their temper, they lose their worth.