Perkembangan Teknologi Farmasi, Puan Maharani: Teknologi Mampu Membantu Masyarakat

Miltu Takin
3 min readNov 22, 2021

--

sumber foto: pexels.com

Pandemi membuat dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat dunia. Tak melulu bernada negatif, pandemi juga mampu mendorong teknologi farmasi berkembang dengan pesat.

Dengan banyaknya masyarakat yang isolasi mandiri kala pandemi melanda, peran telemedicine menjadi andalan untuk mencari informasi, konsultasi dengan dokter, dan membeli obat-obatan yang dibutuhkan. Namun, untuk memaksimalkan penggunaan telemedicine ini, pelaku usaha harus mampu membawa transformasi digital yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara seamless.

Menurut Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr Hermawan Saputra SKM MARS CICS menyebut bahwa industri farmasi menghadapi tantangan berupa resiliensi sistem yang diuji melalui kemampuan masyarakat dalam mengakses layanan.

“Tujuan dari digitalisasi bidang kesehatan dan farmasi adalah menjaga aksesibel layanan dan biaya yang terjangkau oleh berbagai kalangan. Beberapa upaya dalam komoditi, sumber daya, pelayanan kefarmasian, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat telah dilakukan agar terciptanya kemandirian dalam manajemen dan informasi kesehatan,” kata dia.

Hermawan melanjutkan, dilihat dari urutan waktunya, proses digitalisasi di industri kesehatan dimulai sejak 2017 saat uji coba telemedicine dilakukan dalam rangka konsultasi, diagnosis, dan tindakan medis yang dilakukan dari jarak jauh berbasis tele-radiologi, tele-ultrasonografi, dan tele-elektrokardiologi.

Pada 2019 pelayanan telemedicine antar fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi mulai diselenggarakan. Di awal 2020 TIK makin dikembangkan dalam rangka pencegahan COVID-19.

Dan, pada 2021, pelayanan telemedicine makin banyak digunakan karena berkaitan dengan track and trace system di bidang kesehatan dan farmasi.

Hermawan, mengatakan, sistem rujukan fasilitas kesehatan sudah mengarah ke TIK based yang terpadu. Pelayanan kesehatan berbasis telemedicine sudah mencakup konsultasi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); konsultasi Klinis (Anamnesa, Pemeriksaan fisik tertentu yang dilakukan melalui audiovisual.

Selain itu, pemberian anjuran/nasihat yang dibutuhkan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang dan/atau hasil pemeriksaan fisik tertentu; penegakan diagnosis; penatalaksanaan dan pengobatan pasien; penulisan resep obat dan/atau alat kesehatan, diberikan kepada pasien sesuai dengan diagnosis; dan penerbitan surat rujukan untuk pemeriksaan atau tindakan lebih lanjut ke laboratorium dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai hasil penatalaksanaan pasien.

Sementara itu, menurut CEO KlikDokter Hendra Heryanto Tjong menjelaskan, market di Indonesia merupakan yang terbesar di ASEAN. Per tahun 2020, populasi di Indonesia mencakup 25 persen Generasi Y dan 28 persen Generasi Z yang mengerti teknologi dan antusias terhadap kesehatan membentuk market size senilai Rp60 triliun.

Hendra mengatakan, perkembangan farmasi digital ditandai dengan tiga hal, yakni perubahan ke digital di mana platform jual-beli online telah banyak digunakan untuk membeli produk farmasi, perubahan perilaku konsumen yang membeli berbagai produk melalui omnichannel, dan komunikasi marketing kini langsung dilakukan oleh brand sendiri.

Teknologi mempermudah

Menurut, Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani berpesan agar aparat pemerintah meningkatkan pelayanan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi.

Hal ini menjadi perhatian Puan, karena teknologi diyakini mampu mempermudah dan mempersingkat proses pelayanan.

Puan pun menekankan pentingnya kerja sama guna meningkatkan inovasi, pendidikan, dan penelitian terkait teknologi digital. Dengan begitu, generasi muda Asia Tenggara dapat juga berperan mempengaruhi kemajuan teknologi digital.

“Sejalan dengan upaya pemanfaatan teknologi digital bagi pertumbuhan ekonomi, maka perlu terus didorong inklusi digital melalui perluasan akses internet untuk semua (internet for all),” katanya.

“Tugas dan fungsi kita (anggota dewan dan aparat pemerintah-red) adalah melayani masyarakat. Kalau masyarakat sudah puas, artinya kerja kita sudah benar. Saya melihat teknologi bisa didayagunakan untuk memudahkan aparat untuk melayani warga. Saya mengapresiasi program ini. Jika ada penyelewengan, bisa diantisipasi sejak dini,” terang Puan.

Ia melanjutkan, Puan mengatakan berkepribadian dalam budaya Indonesia bukan berarti anti dengan budaya asing.

“Dengan kepribadian bangsa yang kuat maka budaya asing dapat disaring dan dilarutkan dalam kebudayaan nasional,” ujarnya.

Ia mengingatkan jika apa yang tidak diinginkan saat ini adalah berkembangnya ideologi transnasional seperti individualisme atau liberalisme maupun radikalisme dan ekstrimisme agama, bahkan perlu diwaspadai karena berkembangnya ideologi tersebut membonceng perkembangan teknologi informasi.

--

--

Miltu Takin
Miltu Takin

Written by Miltu Takin

Men are like steel. When they lose their temper, they lose their worth.

No responses yet